PENTINGNYA
MEMAHAMI CARA BELAJAR
RISA
HARISATULMILLAH
Kedudukan
ilmu sangatlah tinggi. Dengan ilmu Allah memperlihatkan kehebatan Nabi Adam AS
atas para malaikat dan memerintahkan mereka agar bersujud kepada beliau[1].Rasulullah
SAW bersabsda : “menuntut ilmu hukumnya fardlu bagi setiap muslim laki-laki
maupun perempuan”. Kewajiban tersebut menguatkan betapa ilmu memilki peran
sangat penting. Sebagai contoh, melaksanakan salat merupakan salah satu
kewajiban setiap muslim. Maka, wajib bagi setiap muslim memiliki ilmu yang
berkaitan dengan salat.[2]
Ilmu
tidak bisa dibeli dengan uang, Kita harus menjadi hambanya ilmu supaya kita
bisa mendapatkannya. bahkan seorang genius pun harus menundukkan kepalanya
terhadap ilmu agar ilmu tersebut bisa dipelajarinya. Saya pernah mendengar
cerita suami dari cucu pak Habibie yang menceritakan tentang perjuangan Pak
Habibie untuk bisa bersekolah diluar negeri. Pak Habibie terkenal sebagai orang
yang sangat genius yang bisa membuat pesawat terbang. Tapi perlu kita ketahui perjuangan
sebelum bersekolah di luar negeri beliau harus belajar tiap hari. Beliau hanya
tidur dua jam dalam sehari. Inilah yang membuktikan kedudukan ilmu sangatlah
tinggi hingga orang genius pun tetap harus belajar.
Sekarang,
banyak pelajar terpaksa belajar hanya karena mengugurkan kewajiban harus
belajar. Mereka belajar hanya agar sama dengan teman seusianya. Niat untuk
mengerti apa yang dipelajari saja mereka tidak mempunyai. Yang penting dia
hanya bersekolah menuruti keinginan orang tuanya dan mengganggap sekolah
bagaikan tempat bermain yang bisa berkumpul dengan teman-temannya untuk bermain
bersama atau sekedar berbagi cerita.
Tujuan
Pendidikan juga seolah tergantikan. Bukan untuk mencerdaskan pelajar, melainkan
mendapatkan nilai tinggi. Banyak para orang tua yang menganggap nilai akademis
yang terpenting, sehingga para pelajar dituntut untuk mendapatkan nilai tinggi.
Inilah salah satu faktor beberapa pelajar yang datang ke sekolah hanya ingin dianggap
lumrah dengan teman sebayanya. Beberapa pelajar tersebut banyak yang tak percaya diri
karena mendapatkan nilai rendah. Meraka mengecap bahwa belajar adalah hal yang
sangat membosankan. Mereka beranggapan
bahwa sekeras apapun mereka belajar tetap saja ia akan mendapatkan nilai
rendah. Padahal hal yang terpenting dalam belajar adalah bagaimana cara
belajar.
Banyak
juga pelajar yang tekun akan tetapi gagal menggapai manfaat dan buahnya ilmu karena mereka salah jalan dan mengabaikan
persyaratan yang tidak lain adalah cara belajar, padahal siapapun yang salah
jalan pasti tersesat dan gagal mencapai tujuan.[3].
Inilah yang melatar belakangi syaikh Az Zarnuji memberi judul kitabnya Ta’limul Muta’allim Thariqat Ta’allum
yang berarti pelajaran bagi pelajar/
penuntut ilmu akan jalannya/caranya belajar[4]
Banyak
pelajar yang tidak mengerti akan pentingnya cara belajar. Padahal hal itulah
yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Jika pelajar tidak mengerti
cara belajar seakan-akan para pelajar tersebut didorong masuk ke dalam kolam
renang tanpa diajarkan bagaimana cara berenang. Beberapa dari pelajar-pelajar
tersebut mampu belajar mengayuh dan
berhasil, tetapi akan lebih banyak pelajar yang tenggelam.
Hal inilah yang mendasari sekolah bisnis di
Bruklyn pada minggu pertama dari kurikulum enam minggu, digunakan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan
belajar yang mendasar seperti cara mencatat, menghafal dan membaca cepat. Sekolah ini juga
pada saat yang bersamaan berupaya menciptakan suasana aman dan penuh
kepercayaan diantara murid dan instruktur. Sehingga para pelajar mampu berkata
seperti ini, “Sekolah ini memberikan bekal lebih banyak dari pada menghabiskan
waktu empat tahun di kampus”. [5]
Berdasarkan
pengamatan buku Bacakilat For Students, para
pelajar harus menanggung beban berat yakni dengan banyaknya kegiatan yang harus
dijalani seperti bersekolah, mengerjakan tugas atau PR dari guru,
ekstrakulikuler, kursus dan lain-lain. [6] Pelajar
dituntut untuk belajar secara singkat, efektif, dan efisien namun dengan hasil
maksimal. Oleh Karena itu pelajar membutuhkan cara belajar untuk memanfaatkan
waktu yang singkat namun hasil maksimal [7]
Masih
banyak pelajar yang menutup mata tentang cara belajar. Mereka hanya belajar
pada saat akan ulangan, itu pun menggunakan SKS (Sistem Kebut Semalam), mereka
tidak mengerti dengan cara meningkatkan motivasi, cara berfikir positif, gaya
belajar dan lain-lain.
Cara
belajar adalah kunci untuk mengembangkan prestasi dalam pekerjaan, di
sekolah, maupun dalam keadaan
antarpribadi. Rita Dumn, seorang perintis dibidang gaya belajar, telah menemukan
banyak factor yang mempengaruhi cara belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut
mencakup faktor fisik, factor emosional, factor sosiologis, dan factor lingkungan.
Misalnya sebagian orang dapat belajar dengan cahaya yang terang, sedangkan
sebagian yang lain dengan pencahayaan yang redup. Ada orang yang belajar paling
baik secara kelompok, sedangkan yang lain memilih belajar individu adalah cara
yang terbaik dalam belajar. Sebagian orang memerlukan music sebagai latar
belakang, namun ada juga yang tidak bisa
berkonsentrasi jika lingkungan tidak sepi.
Di
beberapa sekolah dasar dan lanjutan di Amerika, para guru meyakini benar bahwa
setiap oeang mempunyai cara yang optimal
dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa setiap murid harus
diajarkan cara-cara yang berbeda dari metode mengajar standar. Jika murid
diajar dengan cara yang standar, berpeluang kecil mereka dapat mengerti apa
yang dipelajarinya. Dengan mengerti gaya belajar yang berbeda para guru dapat
mendekati semua murid dengan cara yang berbeda-beda.[8]
Apa
yang terjadi di Amerika tersebut karena di sana telah ada pembagian kelas
sesuai dengan tipebelajar siswa. Siswa dikelompokkan berdasarkan cara belajar
mereka. Maka bila anak itu kelas 7, maka ada kelas 7 audio, kelas 7
visual, kelas 7 kinestetik dll.
Beda
dengan Indonesia yang pembagian kelas berdasarkan prestasi akademik dan non
kademik. Maka memaksakan guru untuk memberikan cara belajar yang disesuaikan
dengan kecenderungan tipe belajar siswa tidak mungkin. Apalagi jumlah siswa
melebihi kapasitas kelas. Dalam kondisi
pembelajaran semacam itu, guru hanya mungkin melakukan sesuai dengan dugaan
guru tentang kecenderungan banyaknya sisiwa kelas tersebut pada satu tipe
belajar.
Yang
aneh, setiap pelatihan guru, banyak pemateri yang mengharapkan guru untuk
melakukan pendekatan yang berbeda dalam
gaya mengajarnya dalam rangka
memenuhi kebutuhan individu siswa. Maka bila hal
itu ingin dilakukan, maka lakukanlah pembagian kelas berdasarkan tipe
belajar. Bila hal ini tidak mungkin, maka alternatifnya adalah guru konseling
memberikan arahan kepada siswa berkaitan
dengan tipe belajar yang cocok
untuk setiap siswa.
Hal ini agar siswa mampu belajar secara
individu disesuaikan dengan
kecenderungan tipe belajarnya. Dengan cara ini, walaupun siswa
belum mendapatkan layanan pembelajaran yang sesuai dengan tipe belajarnya, namun secara individu ia
mampu melakukan belajar sesuai dengan tipe belajarnya sehingga proses belajar yang siswa
lakukan lebih efektif dan menyenangkan.
Cara
belajar seseorang merupakan gabungan dari
bagaimana ia menyerap, mengatur dan
mengolah informasi. Cara belajar adalah hal yang sangat penting yang harus
dipahami setiap pelajar. Karena cara belajarlah yang mempengaruhi seseorang dalam
proses belajar. Setiap sekolah diharuskan memberi pengetahuan tentang cara
belajar. Jika tidak, para pelajar akan kesulitan dalam menuntut ilmu.
Pendidikan pun tidak bisa mencapai tujuannya.
Nama : Risa Harisatulmillah
Kelas : PGMI 2B
NIM : 1703096051
UIN
WALISONGO SEMARANG
Tinggal di
Buntet Pesantren Cirebon
[1] Aliy
As’ad, terjemah ta’limul muta’allim, Kudus: menara kudus , 2007. Hal 8
[2]
Aliy As’ad, terjemah ta’limul muta’allim, Kudus: menara kudus , 2007. Hal 4
[3]
Aliy As’ad, terjemah ta’limul muta’allim, Kudus: menara kudus , 2007. Hal 1
[4]
Aliy As’ad, terjemah ta’limul muta’allim, Kudus: menara kudus , 2007. Hal 2
[5] Bobbi
Deporter dan Mike Hernacki,Quantum Learning : unleashing The Gunius In
You,terj. Alwiyah Abbdurrahman (Bandung:kaifa, 2016) hal 8
[6] Bobbi
Deporter dan Mike Hernacki,Quantum Learning : unleashing The Gunius In
You,terj. Alwiyah Abbdurrahman (Bandung:kaifa, 2016) hal X
[7]
Agus Setiawan dan Juni Anton, Bacakilat For Students : The Smart Learning
Startegy, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016)hal XX
[8]
Bobbi Deporter dan Mike Hernacki,Quantum Learning : unleashing The Gunius In
You,terj. Alwiyah Abbdurrahman (Bandung:kaifa, 2016) hal 110