Sabtu, 31 Desember 2011

KIAI MUJAHID DITEMBAK DENGAN PISTOL SENDIRI


DI/TII telah diputuskan menjadi kelompok yang melakukan bughat (makar). Maka harus diperangi karena hendak mendirikan negara di atas negara yang sah. Selain itu, gerombolan yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo ini sering menggelisahkan masyarakat. Mereka sering masuk kampung dan mengambil paksa harta masyarakat. Membuat  banyak masyarakat Buntet Pesantren yang merasa tercekam ketakutan. Untuk melindungi masyarakat, dibuatlah penjagaan oleh masyarakat dengan nama “pagar betis” selain itu DI/ TII juga sering merusak fasilitas umum milik negara.
Seperti yang terjadi pada saat Kiai Mujahid Anwar ditembak. Peristiwa itu bermula dari sebuah berita yang diterima oleh Kiai Mujahid Anwar bahwa pada jam sembilanan DI/TII akan turun ke Sumber. Mendengar berita demikian, Kiai Mujahid sebagai Camat Sumber, langsung pagi-pagi turun ke Sumber, maksudnya untuk mengamankan wilayah Sumber terutama Rumah Sakit Paru Sidawangi Sumber.
Dan benar dugaannya. Belum jam sembilan DI sudah banyak berada didaerah Sumber dan bergerak menuju arah ke Sidawangi. Kiai Mujahid mencoba untuk menghentikan pergerakan mereka. Namun kekuatan mereka lebih banyak. Kiai Muajhid tidak dapat berbuat banyak. Konon menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Kiai Mujahid pada saat itu dikepung oleh beberapa anggota DI karena Kiai Mujahid memakai pakaian dinas kecamatan. Saat itu pula terjadi adu mulut dan baku hantam. Konon Kiai Mujahid ditembak oleh anggota DI berkali-kali namun tidak apa-apa. Sementara tembakan Kiai Mujahid yang diarahkan kepada anggota DI dapat  melukai beberapa anggota DI. Ahirnya ada beberapa anggota DI yang berinsiatif merebut senjata milik Kiai Mujahid. Kiai Mujahid dengan segala kemampuan mempertahankan senjata tersebut. Namun karena kekuatan kalah banyak ahirnya senjata yang berupa pistol itu berhasil direbut oleh DI dan ditembakkan ke arah Kiai Mujahid. Dan karena tembakan itulah Kiai Mujahid ahirnya meninggal dunia.